Serafina
Seandainya
aku bisa, Za. Seandainya aku nggak sepengecut
ini. Seandainya aja aku cukup kuat untuk datang padamu dan memintamu kembali...mungkin nanti malam kita akan berduaan di sudut Strabucks Coffee tempatmu bekerja—tentu aja setelah kamu selesai
bekerja.
Pasti seru ya, Za?
Kamu akan membuatkanku Frappucino dengan saus caramel dan creamer yang banyak lalu kamu diam mendengarkan aku bercerita
tentang hariku. Dan nanti kamu akan ceritakan harimu, lalu kamu akan membuatku
cemburu dengan ceritamu kalau tadi pagi wanita yang selalu datang untuk membeli
Machiato menggodamu lagi. Kemudian, kamu akan tertawa melihat wajahku yang
berubah mendung. Dan aku akan menyalahkanmu kemudian memintamu membelikanku
takoyaki.
Dan kamu pun dengan senang hati membelikannya.
Kita jalan kaki seperti biasa menuju gerai
takoyaki.
Sepanjang jalan kamu genggam tanganku,
katamu takut aku hilang. Hihi, kamu lucu, Za.
Di sela hening, kamu bertanya, apa aku
risih atau nggak dengan caramu menggandengku, aku jawab dengan gelengan dan
senyuman.
Aku suka, Za. Aku suka caramu membuatku
merasa special.
Lalu seperti biasa, aku akan memakan
takoyaki itu panas-panas. Dalam hitungan detik kamu mengomel sambil membantu
meniupi takoyaki itu.
Kamu tau nggak aku sengaja? Soalnya aku
suka melihat wajah khawatirmu ketika melihatku kepanasan. Dan aku suka caramu
memberikan perhatian dengan ikut meniupi takoyaki itu.
Kamu lucu, Za, kalau lagi ngomel. Tambah ganteng.
Aku suka.
Za… lagi ngapain? Kangen.
Main yuk, Za! Main tebak-tebakan!
Kayak yang biasa kita lakukan. Tebak-tebakan
nggak nyambung tapi lucu soalnya yang ngomong kamu.
Kalau bukan kamu aku nggak akan ketawa. Soalnya…cuma
kamu yang bikin semuaya jadi lebih mudah dan terasa ringan. Aku bisa ketawa
lepas kalau lagi sama kamu, Za. Kamu tau nggak? Semoga kamu tau ya, Za. Maaf aku
nggak bisa kasih tau langsung ke kamu.
Aku minder. Za. Aku minder sama diri aku. Kamu...kamu
pantas bahagia dengan perempuan lain yang lebih sehat dari aku, Za. Tapi,
kenapa sih, Za, kamu susah banget buat mengerti itu? Kenapa sih, Za, kamu bikin
perpisahan kita jadi tambah susah? Aku nggak suka isi surat kamu. Nyindir. Nyakitin.
Kamu ngomong sayang dan semuanya. Itu nyakitin Za. kamu kan tau aku sayang
banget sama kamu!
Hhh…seandainya aku
bisa tanpa kamu.
Mungkin nggak akan semenyakitkan ini ya, Za?
Soalnya sendiri itu nggak enak. Za. Apalagi
nggak ada kamu.
Sepi.
…
Aku bingung mau ngapain di rumah. Nggak boleh
kemana-mana kecuali rumah sakit.
Tapi, Za.
Jangan kirimi aku surat lagi. Please?
Cepat atau lambat kita berdua akan
terpisah, Za. Aku nggak mungkin menang lawan takdir ini. Semua yang aku lakukan
ke kamu tujuannya satu, aku cuma ingin kamu belajar dari sekarang untuk
terbiasa tanpa aku, Za.
Semangat,
ya, Reza! Kamu pasti bisa tanpa aku. Nggak kayak aku, nangis terus kalau ingat
kamu.
Pokoknya
kamu harus terbiasa ya, Reza. Harus.
Demi
aku. Oke?
Oiya,
Za. Kamu sering nanya dulu kenapa aku mau sama kamu. Ya kan?
Jawabannya,
karena aku sayang kamu.
Satu
frasa yang kamu tunggu dari dulu sebenarnya sudah aku rasa sejak kamu tersenyum
menyambutku. Tapi, aku takut, Za. Kalau aku mengatakan itu…akan lebih sulit
untukmu terbiasa tanpa aku.
Za…maaf.
Aku cuma bisa ngomong ini di depan foto kamu. Bukan langsung. Kalau langsung
pasti aku cuma bakalan nangis terus minta peluk sampai ketiduran. Akhirnya kita
baikan dan kamu nanti makin susah merelakan aku pergi.
Reza…
Maafin
aku dan maklumi keterbatasan kita ya.
Ingat,
kamu harus terbiasa tanpa aku. Karena aku juga sedang belajar untuk itu.
Hmmm,
Za, aku harus ke rumah sakit sekarang. Mama udah panggil-panggil aku dari balik
pitu kamar. Daaah, Reza ganteng!
Ingat
ya, Za… Aku. Sayang. Kamu. Selalu.
PS : Imagination Project #14 dari tema "Phrase"
cerita sebelumnya tentang Serafina & Reza
http://ririnur.blogspot.com/2012/10/dont-stop-cant-stop.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/aku-mencintainya-tanpa-karena.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/beautiful-midnight.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/belajar-biasa.html
PS : Imagination Project #14 dari tema "Phrase"
cerita sebelumnya tentang Serafina & Reza
http://ririnur.blogspot.com/2012/10/dont-stop-cant-stop.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/aku-mencintainya-tanpa-karena.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/beautiful-midnight.html
http://ririnur.blogspot.com/2012/11/belajar-biasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar