Selasa, 06 November 2012

Aku Mencintainya Tanpa Karena


Sebuah surat untuk Serafina.


Jakarta, 6 November 2012

My Dear, Serafina. Kamu mungkin sudah lupa berapa lama kita tidak saling bertukar sapa. Kamu mungkin sudah tidak ingat lagi bagaimana kita pertama kali bertemu dulu. Kamu mungkin sudah memutuskan untuk melanjutkan hidupmu tanpa mengenang aku sebagai bagian dalam hidupmu. Kamu mungkin sudah tidak tahu harus menjawab apa ketika aku datang dan menanyakan kabarmu.
Kamu sudah tidak mau lagi peduli adaku.
Singkat kata, kamu memilih untuk menjadikan aku sebagai seseorang yang tidak pernah ada dalam hidupmu meski pun hanya sebentar.
Demi Tuhan, Ser, jalan pisah yang kamu pilih sangat menyakitkan. Ini sama menyakitkannya seperti melihat sepatu converse putih kesayanganku yang baru saja ku cuci terguyur hujan dan penuh noda. Sama menyakitkannya dengan berlari sebegitu jauh tanpa tahu garis finish. Sama menyakitkannya seperti melihat kamu menangis karena kebodohanku.
Serafina, lihat kamu sekarang.
Tetap cantik dan makin sehat, kamu makin kuat, kamu tetap terlihat bahagia. Meski pun kamu tidak lagi disisiku.
Aku memang tidak akan pernah mengerti alasan mengapa kamu memilih untuk menyingkirkan aku dalam hidupmu? Mengapa ketika kamu membuka mata kamu menyebut namaku lirih dan keesokan harinya kamu bilang tidak ingin bertemu denganku? Mengapa kamu meminta seluruh keluargamu untuk menutup aksesku padamu? Mengapa aku harus merelakan kamu berjuang sendirian di sana melawan kanker di tubuhmu?
Mengapa tidak ada lagi kita?
Mengapa senyummu tidak lagi bisa kunikmati dari dekat?
Mengapa kamu biarkan semua rencana yang kita susun hilang terbawa kesedihanmu?
Mengapa kamu tidak mau berbagi rasa sakitmu denganku?
Mengapa tidak lagi kulihat kamu berjalan dengan seluruh pesonamu menuju counter Starbucks setiap hari Selasa sore?
Mengapa kamu biarkan aku merasakan ini?
Serafina, terlalu banyak mengapa tanpa jawabmu sudah mampu membuatku gila. Satu-satunya hal yang bisa membuatku kembali dari kegilaanku adalah dengan melihatmu tersenyum dari jauh. Hanya sepintas saja, Ser, aku tidak minta lebih dari itu. Agar aku bisa tetap bertahan hidup jauh darimu.
Biar saja kamu tidak tersentuh. Asal kamu masih mampu ku lihat. Aku rasa semua itu cukup. Cukup untuk membuatku merasa bahagia.
Mereka selalu bertanya-tanya padaku, mengapa aku bisa sebegitu dalamnya menginginkan hadirmu. Mengapa aku bisa sebegitu sayangnya padamu. Aku tidak tahu, Serafina, aku tidak tahu mengapa aku bisa seperti ini padamu.
Yang aku tahu adalah aku mencintaimu tanpa karena. Tanpa alasan. Tampa embel-embel yang mungkin kamu harapkan dari seorang laki-laki yang kamu pilih sebagai pasanganmu. Aku tidak perlu mengatakan kamu cantik atau kamu baik atau kamu memang sosok yang mudah untuk di sayang. Aku tidak perlu. Semua memang ada padamu.
Aku sungguh mencintaimu tanpa karena, Ser.
Aku sungguh-sungguh tidak tahu alasan yang tepat jika mereka bertanya mengapa aku mencintaimu.
Lucu ya, Ser? Haha. Atau mungkin kamu kecewa karena dicintai dengan alasan yang tidak jelas?
Baik. Akan aku berikan satu karena untuk membuatmu tahu aku sungguh-sungguh dan mungkin mampu membuatmu kembali.
Aku mencintaimu tanpa karena…karena jika aku mencintaimu dengan karena aku akan punya banyak karena yang lain untuk meninggalkanmu. Dan aku sama sekali tidak ingin meninggalkanmu. Tidak akan pernah.
Ser? Belum cukup?
Kalau hanya alasanku yang membuatmu pergi, maukah kamu kembali jika sekarang aku ungkapkan yang sesungguhnya?
Hmmm, Serafina, Aku mencintaimu karena aku tidak pernah tahu bagaimana caranya tidak mencintaimu.
Katakan padaku, Ser, jika semua itu belum cukup. Aku rela menyiapkan berbagai alasan jika itu bisa membuatmu kembali merangkai kata kita. Jika itu bisa membuatmu bahagia dengan alasanku. Jika itu mampu membuat kita terus ada sampai nanti waktu memisahkan kita.
Aku rela merubah segalanya. Untukmu. Hanya untuk dirimu.

Dari orang yang berusaha mencintaimu dengan karena,
Reza
***
PS : Project Imagination #6 dari tema  'Aku Mencintainya Tanpa Karena'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar