Dalam mini dress bewarna putih dengan motif
tribal di sisi bawahnya seorang perempuan bertubuh mungil berdiri di tengah
padang ilalang. Ia memejamkan mata seiring angin menari-nari dihadapan wajah
cantik tanpa make up itu. Hati
kecilnya berharap angin mampu membawa pergi seluruh kenangan dengan laki-laki
yang beberapa bulan lalu mengenalkannya pada tempat damai ini. Namun, sayang,
memejamkan mata malah membuat segala kenangan itu berputar di kepalanya seperti
film.
Tiba-tiba
saja ia merasa sesak. Ia membuka matanya segera dan menarik nafas dalam-dalam.
“Tenang,
Keysha... kamu harus tenang,” bisiknya pada dirinya sendiri.
Sekali lagi
ia menarik nafas kemudian membalikan badannya menuju civic hitam yang ia parkir tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia membuka
bagasi belakang mobil dan mengambil sebuah kotak yang tidak terlalu besar lalu
kembali ke tempat ia berdiri tadi. Dihadapannya sudah ada lubang yang
sebelumnya ia gali dengan susah payah berjam-jam lalu.
Ragu-ragu ia
membuka kotak itu. Mata cantiknya langsung menangkap beberapa foto yang saling
bertumpukan serta sebuah botol kecil berisi surat juga sebuah cincin yang
liontinnya membuat mata coklat itu silau karena bias dari sinar matahari.
Semua benda
yang ada di kotak itu adalah bukti nyata dari kenangan yang pernah diberikan
laki-laki yang dicintainya. Hampir semua benda itu diberikan di padang ilalang
ini. Tempat yang cukup jauh dari keramaian, tempat mereka biasa berbagi
bahagia, bahkan kadang tempat mereka merajut mimpi.
Mimpi-mimpi
yang mereka tahu tidak akan pernah jadi nyata bagaimana pun mereka berusaha
mewujudkannya. Karena satu alasan ; iman yang berbeda.
Ia mencoba
mengenyahkan segalanya yang telah terlewati. Dan salah satu caranya adalah
dengan menguburkan semua kenangan itu di sini. Ia tau seperti layaknya pelari
yang terus saja berlari dari garis start menuju garish finish. Kedua garis yang
terlihat berbeda tapi ternyata letaknya sama. Begitulah semuanya berakhir. Di garish
finish yang hanya berbeda nama dengan garis start di tempat awal mereka memulai
segalanya.
BIP!
Ponselnya berbunyi
seiring ia menutup pintu mobil.
10 SMS dari
laki-laki yang dicintainya, Win.
Ia membaca
acak SMS itu.
Win
: Key, tunggu aku. Aku pasti datang ke sana.
Itu sms tiga
jam yang lalu.
Win
: Keysha?? Kamu belum pergi ke sana kan? Aku baru mau ke bandara. Acara pertunangannya
baru selesai.
Win : aku udah
terlambat. Ya kan? Kamu pasti udah mengubur semuanya di sana.
Win : Key..how could you do this to me?
Win : Keysha, answer me...
Keysha tertawa
miris.
How could I do
this to you? Karena memang kita nggak
akan bisa bersatu, Winner. Batin Keysha.
Satu sms masuk
kembali. Masih dari Win.
Win : I wonder, Key. Every second I’ve
been passed without you. I wonder..if you
hurt like me or not?
Ia ingin
sekali membalas sms itu. Menjelaskan bahwa ia sama terlukanya dengan Win. Menjelaskan
bahwa hanya Win yang ia mau dan semua yang ia lakukan saat ini bukanlah
kemauannya. Tapi, kemudian ia berpikir sebagus apa pun ia menjawab pertanyaan
Win, tidak akan ada yang bisa merubah segalanya. Tidak ada kecuali Tuhan
menciptakan satu iman yang sama untuk mereka sejak awal mereka hadir di dunia.
****
I wonder.. If you hurt like me or not :') dalem loh kak :))
BalasHapus