Rabu, 12 Desember 2012

Teruntuk Kamu


Hai, kamu! Iya, kamu.
Ini teruntuk kamu, pria dari masa depan yang aku tunggu kedatangannya.

Ada yang mengganggu dalam benakku. Sudah hampir bertahun-tahun aku memimpikan sosok pria yang sama. Aku penasaran. Apakah itu kamu? Pria berkemeja abu-abu dan memiliki senyum manis yang selalu datang ke mimpiku sewaktu-waktu?
Aku mau tahu, apakah itu kamu, pria yang selalu menghiburku dengan pelukan di dalam mimpiku?
Aku butuh untuk tahu, apakah itu kamu, pria yang memanggilku 'sayang' sambil menggendong seorang balita perempuan lucu di zoo park?
Apakah pria berkaos oblong putih yang sering ku lihat dalam mimpi terlelap di sampingku itu benar-benar kamu?
Apakah pria yang wajahnya ku lihat samar-samar dalam mimpiku itu kamu?
Kalau iya, tolong, tunjukan rupamu secara jelas sekali saja dari berkali-kali kamu mampir ke mimpiku agar aku tahu bagaimana kamu sebenarnya.
Karena aku butuh untuk tahu kamu.
Untuk sekedar meyakinkan bahwa kamu memang nyata meski sekarang harus lewat mimpi dulu.

Hai, kamu..itu benar-benar kamu kan?
Kamu yang nantinya akan datang di saat yang tepat dan akan menghabiskan sisa waktu denganku kan?
Kamu yang nantinya akan menjadi Ayah dari anak-anakku.
Kamu yang nanti akan jadi satu-satunya pria yang ku percayakan untuk menjadi pemimpin dalam keluarga.
Kamu yang nanti tiap malam mengecup keningku sebelum kita pergi tidur.
Itu...kamu kan?
Kamu yang datang ke mimpiku untuk membuatku terus berjuang demi masa depan kita.
Ya kan?
Apa pun jawabanmu. Aku menolak jawaban tidak. Aku memilih untuk percaya bahwa itu kamu. Kamu yang masih dalam perjalanan untuk menemui aku.

Hai, kamu...
Terima kasih. Untuk datang ke dalam mimpi sekali-kali dan membuatku percaya lagi bahwa setelah hari sepi yang ku lewati tanpamu ini akan tergantikan dengan bahagia...kelak. Di masa depan. Ketika porosmu dan porosku bertemu di titik yang sempurna.
Hai, kamu yang tak mau menunjukan rupamu secara utuh dalam mimpi...tulisan ini untukmu. Semoga kamu juga tak berhenti percaya bahwa Tuhan tak akan pernah mengecewakan kita dan Ia kini sedang merangkai cerita terbaik, termanis, terindah untuk aku dan kamu bertemu. Segera.

Jadi, sayangku, jangan menyerah dengan kehidupanmu sekarang tanpa aku, ya!

Mimpi itu bisa jadi nyata. Selama kamu berusaha dan yakin. Lagipula, aku mendoakanmu dari sini, sayangku. Selalu dan tanpa ragu. Agar kita bisa bahagia di masa depan nanti.
Sekali lagi terima kasih dan sampai bertemu ya, masa depanku.
*peluk dari masa depan*

Dari,
Aku. Masa depanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar