Kamis, 13 Desember 2012

Aku Bisa Apa


Ketika waktu berputar dan hari berganti menawarkan kebahagiaan yang terlihat semu bagi kesedihanku, aku bisa apa selain diam menyaksikan semua itu berlalu?
Ketika semua mimpi yang terasa begitu dekat menjadi nyata tak kunjung ku sentuh setiap pagi dengan jemari, aku bisa apa selain merasa kecewa?
Ketika bayangan tentangmu berjalan menjauh pelan-pelan dari hidupku untuk meraih bahagia bersamanya, aku bisa apa selain merasa sesak?
Dan ketika suara hati ini berbisik lirih untuk menikmati sedih tanpa berpura-pura bahagia di depan kalian, aku bisa apa?
Katakan padaku kalau kamu memiliki ide lain yang lebih bagus dari itu semua.
Apa?
Katakan padaku.
Ah, iya.
Aku lupa, kamu bahkan tidak tahu kalau aku terluka.
Lantas, kalau kamu bahkan tidak tahu, aku harus apa?
Mereka bisa saja bilang padaku untuk mengikhlaskannya, HAH, coba saja sendiri!
Rasanya berjuang bertahun-tahun untuk mempertahankan sesuatu bernama cinta dan akhirnya di khianati. Di tinggal pergi. Di suruh meratapi sendiri. Coba saja. Sakit bahkan tidak bisa mewakili seluruh rasa yang bercampur dalam dada.
Dari hari setelah kamu pergi sampai sekarang, aku hanya bisa belajar menerima  bahwa kamu sudah tidak di sini lagi.
Aku hanya bisa terus melangkah meski kerikil-kerikil di jalan yang ku pilih melukai telapak kakiku.
Aku hanya bisa tersenyum hambar ketika banyak cinta lain datang untuk sekedar bertukar sapa atau bahkan ingin menyembuhkan.
Aku hanya bisa menikmati kesakitan itu sendiri di balik senyumku.
Setidaknya, aku berusaha. Untuk bahagia tanpa kamu selama bertahun-tahun ini.
Tapi aku bisa apa, ketika kamu datang menawarkan mimpi yang sudah ku simpan dalam kotak terlarang tepat setelah aku yakin aku jatuh cinta dengan dia yang lain?
Aku bisa apa selain terombang ambing dalam bimbang ketika kamu kembali?
Entah bagaimana kamu tahu kalau kamu dan rasa itu selalu ada di hatiku seperti senja.
Tapi dia juga selalu ada menghiasi senjaku selama kamu pergi.
Pertanyaannya adalah : Kemana saja kamu dulu ketika aku masih sendiri?
Atau beginikah caramu mencintaiku? Pergi tapi tidak benar-benar pergi.
Kamu curang.
Kamu biarkan aku tersiksa bertahun-tahun dan kini kembali ketika aku yakin bisa bahagia tanpa kamu.
Aku harus apa sekarang?
Kalau ternyata kembalimu ini adalah hal yang aku tunggu dan jatuh cinta padanya adalah hal yang tidak bisa aku tolak.
.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................demi..........................................................Tuhan..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................aku..................................................................bisa............................................................................................................................apa?..............................................................................................................................
Somebody, please do me a favor.
Sungguh aku butuh untuk tahu apa yang harus aku lakukan. Karena kini aku tidak bisa apa-apa melainkan bahagia berada dalam pelukan masa lalu dan tak bisa melepaskan indahnya masa depan yang telah kucoba jalani dengan dia yang lain.
Call me stupid or whatever. You never walk in my shoes. You don’t even know how hard being the only one who try to understand that love is unfair.
But still, I need your hands. Please, help.
I really am dying.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar